permen
voucher, rokok rias | fauzi nur rohman & maulvi dm | november 2013 | 11m
17d
sinopsis
Bapak
yang capai bekerja ingin merokok, tapi rokoknya habis. Maka Bapak menyuruh Ibu
membeli rokok ke warung, tapi Ibu sedang asik nonton infotainment.
Permen
Voucher, Rokok Rias adalah proyek pertama PTSF yang mendampingi anak-anak
pelajar SMP Dusun Pondok untuk belajar membuat film.
kru
pembimbing
produksi : Maulvi DM
sutradara
: Fauzi Nur Rohman
asisten
sutradara : Essy Sekar Safitri
kasting
& kostum : Ririn Ardiana
sound
& lokasi : Nur Anisa Dwi Anggita
art :
Rizka Fitri Alifiya
kamera
: Fauzi Nur Rohman & Irfani Reza
pencatat
adegan : Muchlis Nur Setyo Waldanti
perlengkapan
: Windi Dwi & Arya Chandra
ide
cerita : Fauzi dkk
editor
& produser : Maulvi DM
pemain
Agus
Essy
Arya
Ilyas
Rizka
Ridwan,
Bintang, Langit, Ilham
Rofi,
Novi, Ragil, Rama, Yoga
musik
menggunakan
tanpa pamit
"Satu
Ditambah Satu" - Herry SS
_________________________________________________________________________________
catatan
produksi
Awal
inisiatif pembuatan film ini adalah persiapan acara peringatan Hari Pahlawan di
padukuhan Pondok, Condong Catur Sleman, yang kebetulan adalah dusun tempat
Maulvi (M) tinggal. Panitia menawarkan spot kosong untuk persembahan anak-anak.
Beberapa orang tua mengajukan diri untuk mengisi spot tersebut dengan acara
tari-tarian anak-anak. Beberapa anak kecil yang suka main ke rumah M kemudian
mengajak untuk membuat film, yang kemudian malang tak dapat ditolak. Bersama
teman-teman dusun yang rata-rata masih SMP dan SD, M membentuk Anak Film Dusun
Pondok dan sepakat untuk mengisi spot kosong pada acara peringatan Hari
Pahlawan tersebut.
Keseluruhan
proses produksi Permen Voucher Rokok Rias (PVRR) berlangsung pada bulan Oktober
2013. Minggu pertama digunakan untuk mengajak teman-teman yang berminat ikut,
mengumpulkan ide, dan mengerjakan naskah bersama-sama. Cerita yang kemudian dipakai juga berasal dari curhatan teman-teman kru. Minggu kedua diisi
dengan mencari lokasi syuting dan latihan membaca naskah. Minggu ketiga dan
keempat adalah pengambilan gambar dan editing. Pada waktu pengambilan gambar,
masalah terbesar yang dialami adalah cuaca yang tidak menentu. Jadwal yang
awalnya sudah disusun rapi akhirnya berantakan karena hujan yang selalu turun
lebat, terutama di sore hari, yang merupakan waktu utama syuting karena semua
kru masih bersekolah.
Segala
peralatan dan properti syuting disediakan oleh PTSF. Selain itu, Nara dan Ugo
juga menyempatkan diri menjadi independent reviewer untuk naskah PVRR. Akhirnya
film ini diputar pada malam peringatan Hari Pahlawan dan mendapat respon meriah
dari warga dusun. Bahkan, Pak Teguh, kepala dukuh Pondok, masih membicarakannya
ketika ceramah taraweh puasa tahun 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar