23/03/11

BRAM THE STALKER


bram the stalker | maulvi dm | april 2011 | 14m56d


sinopsis

Seorang mahasiswa, merayapi kampus meratapi kehidupannya, menyelidik setiap sudut kampus dengan mata digitalnya, dia menemukan seorang bidadari kampus, yang selama ini dia nanti. Maka kemudian yang terjadi adalah penguntitan-penguntitan tersembunyi dari gelora jiwa sang pemuda ini, serta bisikan-bisikan berbisa tak bertanggung jawab yang kemudian akan makin dalam menghanyutkan sang pemuda dalam pusaran yang tak pernah diharapkannya.


kru

Ide cerita : Danistya Kaloka
Naskah : Maulvi DM, Danistya Kaloka, Nara Indra
Produser : Nara Indra
Kasting : Danistya Kaloka
Sutradara : Maulvi DM
Penata seni : Lalik Lique
Sinematografi : Maulvi DM
Musik : Danistya Kaloka
Editor : Maulvi DM


pemain

Danistya Kaloka
Dian Eka Permatasari
Borneo Adi Nugraha
Pijar Ramadhani
Ridho Jun Prasetyo
Maulvi DM



musik


"So Beautiful" - Danistya Kaloka
"Flying High" - Danistya Kaloka

serta menggunakan tanpa pamit

"Di Balik Hari Esok" - PW Gaskins
"On The Subway" - Brian Reitzell & Roger Manning Jr.


pencapaian

Finalis Kompetisi Film Commuval 2011, Komunikasi UGM

_________________________________________________________________________________


catatan produksi

Kembali pada momen kompetisi fiagramotion 2010. Tim berdiskusi di taman fisipol, di antara kebingungan-kebingungan ide untuk film kompetisi ini. Dalam keputus asaan, tiba-tiba sekelebat melintaslah seorang bunga kampus, yang kemudian mencetuskan khayal bergelora dari tiap-tiap anggota untuk melakukan stalking terhadap sang gadis. Namun demikian, karena dianggap terlalu 'wishful thinking', maka demikianlah ide ini terbengkalai, hingga kemudian kami dimabuk kemenangan Reverie di fiagramotion 2010 sebagai editing terbaik.

Pertengahan Februari 2011 kembali muncul kompetisi, kali ini Commuval 2011, yang bertemakan tentang kehidupan urban. Dari sinilah, kemudian ide stalking ini muncul kembali, tentu saja masih dengan desirable object yang sama, sang bunga kampus. Kabar gembira karena ternyata sang penata seni tercinta, Lalik adalah teman baiknya sehingga kemudian menjadi nyatalah membawa kisah ini ke dalam bentuk film.

Konsep awalnya, stalking, ditambah dengan warna romantisme personal dari pemeran utama pria, Danistya Kaloka, dan kemudian juga kami menambahkan konsep fad dan hipster sebagai subkultur dominan yang akan menjadi penghalang terbesar bagi Danis dalam mendapatkan sang gadis. Warna-warna inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan karakter 'Bram' yang menjadi judul film ini. Kebutuhan besar terdapat kostum ini memutuskan kami untuk mengembangkan departemen seni yang dipegang Lalik untuk memasukkan bagian perencanaan kostum, yang selanjutnya akan terus menjadi kesadaran tugas tersendiri bagi departemen tersebut. Di projek ini, bagian ini dipegang oleh Dika Ananto.

Dan pada saat itu, Dika masih belum menyadari takdir besar yang akan dihadapinya dalam dua belas ke depan.

Bram The Stalker didesain sebagai bagian integral dari saga Reverie, sehingga karakter-karakter dari Reverie banyak bermunculan di Bram The Stalker, termasuk kemunculan lagi adegan-adegan yang paralel dengan adegan di Reverie, namun melalui sudut pandang berbeda.

Penautan kisah Bram The Stalker ke Reverie inilah yang kemudian membuat film ini memperoleh beban dan tugas tidak mudah: di satu sisi, film ini harus bisa menyampaikan ide sebagai sebuah film yang berdiri sendiri, di sisi lain, film ini muncul sebagai referensi yang memperjelas sebab-akibat di Reverie, dan harus bisa membuat penonton yang belum menonton Reverie dan sudah menontonnya mengalami kepuasan yang sama. Inilah yang membuat proses pembuatan naskah Bram The Stalker menjadi begitu konfliktual.

Dua orang ini belum menyadari kemana takdir akan membawa mereka dalam 12 bulan ke depan.
Dika dan Danis sedang mencoba kostum di lokasi.

Lepas dari itu, semua berjalan normal, reading berjalan dengan sedikit malu-malu, survei berjalan lancar, dan sekali lagi, bencana selalu menghantui pada hari pertama produksi. Jika pada produksi Reverie lokasi pengambilan gambar diamuk debu vulkanik, maka di projek ini, gedung asli Fisipol UGM dihancurkan. Padahal di tempat inilah kebanyakan kita akan mengambil gambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar