space | maulvi dm | mei 2012 | 17m29d
sinopsis
Seorang gadis mempertanyakan sang kekasih, menginterogasi
hatinya dalam bisikan imajinasi. Apakah hubungan mereka baik-baik saja? Sang
lelaki nampak semakin menjauh. Mengapa dia menjauh? Sang gadis tak hentinya
bertanya.
Space, tidak hanya bercerita tentang jarak di antara mereka, akan
tetapi juga angkasa tempat mereka melayang terbang dan bermain-main dalam nasib
dan khayal mereka. Ke manakah angkasa akan membawa permainan mereka melayang?
kru
Ide cerita : Agi Ekasaputro
Skenario : Maulvi DM & Nara Indra
Penata Seni : Lalik Lique
Kostum : Agi Ekasaputro
Manajer Produksi : Satwika Paramasatya
Sutradara : Maulvi DM
Kasting : Agi E. dan Satwika P.
Sinematografi : Maulvi DM
Kamera Dua : Ajeng Sekar
Editor : Maulvi DM
pemain
Carina Megarani
Rafael Bernardino
Reza Aditya
Benedictus Priyo Pratomo
Agi Ekasaputro
Danang Arif
Nara Indra
musik
"Silica
Gel" - Maulvi DM
"Kathyusa
Doll" - Maulvi DM
"Before
Storm" - Maulvi DM
"Storm"
- Maulvi DM
"Closer"
- Maulvi DM
dan menggunakan dengan pamit
"Kita Adalah Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di
Luar Angkasa" - Melancholic Bitch / Frau
"Mesin Penenun Hujan" - Frau (excerpt)
Penghargaan
~ Best Short Feature ~ Kompetisi Film Pendek Comission
Komunikasi UNAIR, Surabaya 2012
~ Best Screenplay ~ Kompetisi Film Pendek Bemikom UIN SUKA,
Yogyakarta 2012
~ Nominasi Best Short Feature ~ Kompetisi Film Pendek Bemikom UIN SUKA,
Yogyakarta 2012
~ Nominasi Best Editing ~
Kompetisi Film Pendek Bemikom UIN SUKA, Yogyakarta 2012
_________________________________________________________________________________
catatan produksi
Motif dasar dari produksi ini adalah kompetisi. Pada awalnya
adalah sebuah kompetisi film bertema 'woman empowerment' yang diadakan oleh
Komunikasi UNAIR, jauh di Surabaya sana. Maka kemudian brainstorming diadakan
untuk mencari cerita yang tepat untuk kompetisi ini. Bisa dikatakan, inilah
proses pertama-tama dari brainstorming cerita yang secara terstruktur dan
demokratis berhasil menghasilkan masukan yang sangat penting dan berpengaruh
pada unsur cerita.
[Spoiler Alert] Karena pada awalnya niatan produksi ini
hampir tidak ada nilai personal, maka masukan yang ada cenderung berimbang. Di
sisi lain, ada beberapa referensi menarik yang muncul; Agi mengusulkan dunia
game sebagai realm film ini. Danang, Danis, dan Dika (kalau tidak salah) juga
mengusulkan konsep video youtube freddiew yang cukup akomodatif terhadap usul
Agi. Dari dua tema inilah lalu kami mulai mengembangkan cerita.
Melakukan pembenaran, bermain game FPS demi survei efek spesial. |
Agi yang mengusulkan game sebagai cerita, lalu didapuk untuk
mengerjakan pre-story dari film ini, istilahnya umpanan, agar ceritanya bisa
dimulai. Maka Agi menyelesaikannya dalam bentuk cerpen berjudul 'Urung Ono
Judul'. Dari sini kemudian Maulvi mengembangkan cerita Agi tadi dalam wujud
skenario. Beberapa bagian diubah, dan bagian-bagian lain dijadikan referensi
untuk cerita. Pada awalnyapun, dalam cerpen Agi, konsep game yang dipakai
adalah RPG, namun kemudian untuk kemudahan eksplorasi visual digeser menjadi
FPS. Skenario ini pun kemudian diperhalus lagi oleh Nara. Bagian paling
legendaris dari film ini, quote 'Apakah kamu tahu?' muncul dari tangan Nara.
Ini adalah beberapa storyboard, yang menggambarkan betapa demandingnya sinematografi produksi ini. |
Kami diberkati oleh lokasi-lokasi baru yang melimpah dan
belum tereksplorasi di sekitar Fisipol, yaitu gedung baru Fisipol dan
perpustakaan baru Fisipol, yang pada masa produksi sudah jadi, tapi belum
ditempati. Mungkin jika ada yang perlu dikorbankan adalah karena belum
dipasangnya pengatur udara di lokasi-lokasi tersebut, maka rasa panas dan sumuk
yang terlalu tidak dapat terhindarkan, apalagi ketika pengambilan gambar
berlangsung seharian penuh.
Kebodohan arsitektural ini nyata adanya di UGM. Kami menemukannya ketika survei lokasi. |
Satu hal lagi yang baru dalam produksi ini adalah pertama
kalinya kita menggunakan pemain-pemain yang bukan berasal dari lingkungan PTSF
sendiri. Untuk mengejar karakter Tama dan Tama, kami sampai mencari pemain dari
angkatan muda. Pemeran Nina, Carina, adalah mahasiswi HI angkatan 2010, yang
berhasil diperoleh melalui lobi keras dari Satwika dan Agi dari tim kasting.
Selain itu pula, untuk pertama kali juga kami melakukan rekaman suara di studio
musik, untuk mengerjakan bagian voice-over. Ini mungkin perkara biasa, tapi ini
menjadi sesuatu yang baru bagi kami yang sebelumnya tidak terlalu detail dengan
produksi.
Hal lain yang perlu ditambahkan adalah, kami mulai serius menggarap
sisi legal formal dalam produksi Space. Lagu karya Frau, "Kita Adalah
Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di Luar Angkasa" diperoleh melalui
pendekatan terhadap Frau sendiri sebagai penggarap lagu, yang kemudian oleh
Frau direkomendasikan juga untuk minta izin pada Melancholic Bitch yang
menciptakan lagu tersebut. Akhirnya izinpun diperoleh, serta Melbi sendiri
cukup bersemangat untuk memasukkan treknya ke dalam film ini.
trivia
- Adegan paling awal diambil pertama kali, dan adegan terakhir diambil paling akhir.
- Dan yang lebih keren lagi, adegan game dimulai dengan score berjudul 'Round One', dan score terakhir dari adegan game adalah 'Exit'.
- Film keempat yang produksinya bersamaan dengan peristiwa bencana. Yang pertama, Reverie bencana Merapi, kedua, Bram The Stalker bencana Tsunami Jepang, ketiga, Psychic Girl bencana banjir bandang Bangkok, dan keempat, Space bencana Sukhoi Joy Flight.
- Lebih dari 60 % waktu dalam paska produksi digunakan untuk mencari, mengumpulkan, memilih, mensortir, dan mengedit skoring.
- Sejauh ini produksi fiksi PTSF dengan durasi terlama, 17 menit 28 detik, lima menit lebih lama dari ekspektasi pembuat.
- (Spoiler) nama game yang ada dalam film ini adalah Armistice Area/AA. Sebelumnya, nama yang direncanakan adalah Combat Zone, tetapi sayangnya nama ini telah dimiliki game lain. Pada akhirnya tak ada dari dua nama ini yang muncul dalam film ini. Baik AA dan Combat Zone diambil dari nama game center tempat penulis berkenalan dengan dunia game online ketika SMP.
- Adegan terakhir diambil oleh second unit yang dipimpin oleh Ajeng Sekar, karena sutradara dan kru cowok dilarang masuk kamar kos perempuan (berkebalikan dengan Move On).
- Shiro melakukan kameo penting dalam film ini, meskipun orangnya sendiri tidak sadar.
- Produksi kesekian PTSF yang direkam secara HD, tetapi produksi pertama yang melalui editing dan render akhir berkualitas HD.
- Konsep game dalam cerita awal aslinya berupa MMORPG, namun dikarenakan keterbatasan sumber daya dan munculnya gagasan baru yang dianggap lebih irit sehingga diubah menjadi game FPS.
- Konsep game dalam film ini terinspirasi dari Half Life Counter Strike dan Fallout New Vegas hanya saja tanpa senjata api.
- Semua senjata tajam yang digunakan dalam film ini adalah asli dan (syukurnya) tidak ada masalah selama pengambilan gambar
- Alasan mengapa karakter Rafael Bernardino menggunakan plester luka di dagu saat adegan dalam game adalah karena yang bersangkutan terluka ketika sewaktu bercukur pagi hari menjelang shooting dan plester tersebut (ternyata malah) menambah kesan sangar.
- Semua lighting dalam film ini adalah cahaya ilahi (tidak menggunakan lampu dan alat bantu penerangan lainnya).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTambahan Trivia gan
BalasHapus10. Konsep game dalam cerita awal aslinya berupa MMORPG, namun dikarenakan keterbatasan sumber daya dan munculnya gagasan baru yang dianggap lebih irit sehingga diubah menjadi game FPS
11. Konsep game dalam film ini terinspirasi dari Half Life Counter Strike dan Fallout New Vegas hanya saja tanpa senjata api
12. Semua senjata tajam yang digunakan dalam film ini adalah asli dan (syukurnya) tidak ada masalah selama pengambilan gambar
13. Alasan mengapa karakter Rafael Bernardino menggunakan plester luka di dagu saat adegan dalam game adalah karena yang bersangkutan terluka ketika sewaktu bercukur pagi hari menjelang shooting dan plester tersebut (ternyata malah) menambah kesan sangar
14. Semua lighting dalam film ini adalah cahaya ilahi (tidak menggunakan lampu dan alat bantu penerangan lainnya)