2011! A
SPACE ODISSEY adalah sebuah pemutaran film
akhir tahun yang diadakan oleh Pull-The-String-Film pada 19 Desember lalu
sekaligus untuk memperingati hari jadi UGM yang kesekian tahun. Pemutaran ini
berfungsi sebagai rilis perdana atau 'premier screening' dari empat karya
terbaru PTSF, yaitu Dying Duck, Psychic Girl full-mode, The Dancing Spirits,
dan Persimpangan. Jadi, acara ini semacam festival film semalam suntuk.
Pemutaran rencananya diadakan di Kantin Fisipol UGM, tetapi karena ternyata
semua datang terlambat, maka kantin keburu di-occupy oleh orang-orang yang
berteduh di bawah hujan yang beringas. Setelah mencari, kemudian malah ketemu
spot yang oke punya, yaitu Plaza Atas! Dindingnya bersih, ada colokan, ada
kursi-kursi, dan SEPI!
Pemutaran
ini sebenarnya cukup D-I-Y, karena hampir semuanya kami bawa sendiri. Bahkan
ruang plaza atas Fisipol tidak kita komunikasikan dengan pihak terkait. Membawa
sound sendiri, membawa proyektor sewaan, laptop, rol kabel, camilan, kita
layaknya mau berpiknik saja.
Satu
persatu para undangan datang, termasuk pemenang kontes Ending Psychic Girl
(yang dimenangkan oleh Nara yang memberikan ide 'liar' untuk Psychic Girl,
hohoho). Dan sudah selayaknya sebuah acara festival film, maka kami juga
memutar sebuah film untuk pembukaan 2011! A Cinematic Odissey! ini. Film yang
beruntung terpilih adalah ... jreng jreng.. A Little Crazy Thing Called Love
(2010), sebuah film teen dari Thailand yang sudah cukup dikenal di Indonesia.
Tapi
penonton tidak tahan lagi menunggu kesabaran akan pemutaran utama. Saudari
Lalik tiba-tiba mengambil alih acara ketika credit text A Little Crazy Thing
masih berjalan, untuk segera membuka acara ini.
Acara
kemudian dibuka. Pemutaran pertama adalah Dying Ducks, yang mendapat atensi
penonton berupa 'kernyit dahi'. Semua keheranan dan kebingungan mencerna art
film besutan perdana penggagas konsep Danang Arif. Film kedua yang diputar
adalah Psychic Girl yang berhasil mencengangkan penonton dengan ending yang tak
terduga. Film ketiga, sebuah
dokumentari-eksperimental karya Maulvi DM, The Dancing Spirits, yang merupakan
perpaduan video musik dan sosial dokumentari, kembali membuat para penonton
mengernyitkan dahi mereka. Film sepanjang 16 menit pas ini mengupas mengenai
sebuah upacara jathilan dan para pemainnya. Puncak acara ini adalah pemutaran Persimpangan,
yang sudah dinanti lebih dari lima bulan. Meskipun dengan audio yang sudah
setengah bleber karena dipaksa bergaung secara maksimum, Persimpangan berhasil
memukau penonton dan memukau penonton. Dan Persimpangan menjadi sasaran pujian
penonton dan memicu diskusi lebih lanjut. Akhirnya, penonton puas, para
filmaker juga puas (termasuk Nara Indra sang sutradara). Demikianlah akhirnya
acara ini ditutup dengan foto bersama para kru dan pemain film PTSF dengan
latar belakang adegan dari Persimpangan. Selamat berjumpa di 2012! Selamat
berkarya! Selamat lulus kuliah!
berfoto bersama teman-teman yang datang sampai akhir acara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar