04/01/12

PERSIMPANGAN


persimpangan | nara indra | desember 2011 | 13m15d


sinopsis 

Sang pemuda, akhirnya memutuskan pulang. Perjalanan pulang Yogyakarta-Kutoarjo yang semestinya tidak lebih dari satu jam, terasa bagai selamanya. Ada sesuatu yang tertinggal? Atau sesuatu yang menahan? Sang pemuda harus menemukan jawabannya ketika kereta itu tiba di Kutoarjo.


kru

Naskah : Nara Indra
Sinematografi : Maulvi DM
Sutradara : Nara Indra
Editing : Maulvi DM


pemain

Danang Arif
Malikha Fitria

Kameo Jalan-jalan :
Dika Ananto
Agi Ekasaputro
Ajeng Sekar


penghargaan

~Nominasi Best Sinematografer~ Bemikom Short Film Festival, UIN SUKA 2012

_________________________________________________________________________________


catatan produksi

Jika pada awalnya, mesin penggerak PTSF dalam produksi adalah kompetisi, kompetisi, dan kompetisi, maka ini mungkin kali pertama produksi yang lebih cenderung personal dan idealis. Persimpangan hanya muncul sebagai ide dari benak Nara Indra pada awalnya, untuk mengeksplorasi konsep road film, serta menjadi semacam 'terusan suez' untuk curhat pribadinya, yang entah siapa yang tahu. Yah, produksi film ini pun diplot pada puncak liburan tahunan, bulan Juli, sebagai titik musim kemarau terkering. Maka, produksi ini kemudian dirancang sebagai libur jalan-jalan sekalian penyegaran untuk kru-kru PTSF yang sehabis diamuk stres kuliah dan skripsi.

Pengambilan hari pertama masih serius dan tertata rapi. Belum terbayang di benak mereka, esoknya
kata 'syuting' hampir tidak ada di benak mereka selama perjalanan.
Konsepnya sederhana, seorang pemuda pulang kampung. Akan tetapi banyak sekali atribut-atribut dan metafora yang dikembangkan dalam produksi ini. Bisa dibilang, inilah produksi (besar) pertama yang tidak pakai ribut-ribut dalam pengembangan naskah dan persiapan syuting. 

Karena sifatnya yang santai, hampir semua kru memandang produksi film ini bukan sebagai produksi, akan tetapi lebih sebagai jalan-jalan. Bahkan, pada hari-H keberangkatan ke Kutoarjo, sang sutradara hampir tertinggal kereta karena masih harus mengajak seorang teman yang ingin ikut jalan-jalan sekalian memainkan peran dalam film ini juga, sehingga praktis beberapa adegan yang dibuat di dalam stasiun murni adalah improvisasi sinematografer (Maulvi) dan aktor (Danang) sendiri, dengan motivasi yang juga bukan untuk membuat film, tetapi lebih sebagai 'tidak ada kerjaan sembari menunggu sutradara datang'.

Sang sutradara, Nara, nampak santai menjelaskan naskah pada Danang. Dia belum tahu
dalam setengah jam ke depan dia harus berlari tunggang langgang mengejar Prameks yang hampir berangkat.

Bisa dibilang, kecuali pengambilan adegan metafora sehari sebelumnya (yang menjadi penerjemah terkuat dari film ini), film ini dibuat dengan becandaan dan main-main. Selepas sampai di stasiun Kutoarjo sekalipun, adegan yang anda lihat sebagai adegan menunggu, sejatinya adalah sisa-sisa produksi yang menggambarkan para pemain dan kru sedang beristirahat, berseliweran, dan tidak harus ngapain.

Mereka bertiga tidak tahu, takdir apa yang akan menunggu mereka setahun ke depan.

Sang editor sendiri, pada awalnya, melihat hasil rekaman yang sedemikian adanya, sempat hilang selera untuk mengedit, untuk kemudian mengikuti KKN selama dua bulan. Niat mengedit sendiri baru muncul sekitar bulan November, setelah ada rencana untuk mengadakan pemutaran karya PTSF di kampus. Berburu dengan waktu, akhirnya terkejar juga tenggat 'editing mandiri'.

Sang sutradara Nara, dan sang sinematografer, Maulvi, mungkin hanya bermain-main ketika merekam film ini jauh ke Kutoarjo, tanpa sadar, apa yang akan mereka hadapi setahun kemudian.
  

trivia

  • Adalah bagian terakhir dari 'Trilogi Warna Sekunder' sekaligus bagian pertama dari 'Happy-Go-Filming' project.
  • Bagian pertama Happy-Go-Filming project yang membutuhkan waktu dua hari untuk sekaligus pra-produksi dan produksi.
  • Meskipun pengambilan pra-produksi dan produksinya hanya berlangsung dua hari, namun ternyata proses paska produksinya justru menghabiskan hingga lima bulan.
  • Film ini mengalami premier screening dalam pemutaran spesial 2011! A Cinematic Odissey yang diadakan sebagai kegiatan tutup tahun Pull The String Film.
  • Film ini adalah salah satu film PTSF yang paling melimpah dengan kameo.
  • Film ini berkali-kali diundur perilisannya. Pada awalnya, PTSF optimis film ini rilis sebelum libur musim panas, pada bulan Juli. Lalu kemudian setelah terputus masa KKN, film ini lagi-lagi direncanakan rilis 11 Oktober (11/11/11), namun pada akhirnya setelah penantian panjang, film ini benar-benar dirilis perdana pada 19 Desember 2011, ketika Dies Natalies UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar