Awalnya
adalah sebuah kerumunan di ruang perpustakaan Fisipol pada suatu siang yang
cerah di bulan September. Beberapa mahasiswa sedang mengomentari sebuah trailer
di Youtube yang telah me-mindblogging mereka. Trailer itu adalah The Raid,
sebuah film 'antah berantah' bersetting Indonesia yang telah mengangkat imaji
dunia tentang Indonesia dalam satu tingkat keliaran yang lebih gila. Terkagum
dengan keasingan film 'Indonesia' ini, akhirnya 'kami' memantapkan cita-cita
(buset..) untuk suatu hari bertekad menonton film ini!
Dan
mimpi itu seakan di depan mata ketika isu berkeliaran di bawah angin bahwa film
ini turut digelar dalam JAFF 2011. Meskipun sempat kecewa karena terlambat
mendaftar di situs JAFF, akan tetapi, berkat kelihaian informan-informan bawah
sadar kami, akhirnya didapatlah tanggal dan lokasi untuk mentransaksikan tiket
pemutaran terbatas film tersebut keesokan harinya. Kekalutan muncul ketika dari
alat bangsat bernama "BB" itu keluar twit dari JAFF bahwa 'film ini
dapat diperoleh tiketnya mulai jam 13.00 di TBY' tanpa menjelaskan kapan. Apa
hari ini? Bukan besok? Dan sudah dimulai tadi?
Dengan
kekalutan yang berdasar kekacauan masa era teknologi informasi ini, kami
tergopoh nekad menembus Jogja untuk kemudian sampai di TBY dalam keadaan sepi,
dan pada akhirnya mendapat informasi bahwa, benar--tiket itu baru bisa
diperoleh esok harinya. Fyuh.
Esoknya,
laksana pergi berperang, kami mengirim scout untuk mengintai TBY semenjak pukul
7 PAGI! Bung Agi Ekasaputro, nama scout itu, sampai membawa laptop dan
menghabiskan seperempat permainan Assassin Creed, hingga bala bantuan tiba
pukul 10 pagi membawa akua dan roti (...). Saudara Nara Indra akhirnya bersama
Agi dengan kegigihan setingkat para fans Star Wars yang mengantri selama
berhari-hari akhirnya dengan bangga memperoleh tiket pertama dan kedua hingga
ketujuh-pertama dari film ini. Dan jadilah mimpi kami terhampar di depan mata
untuk menonton The Raid. Antrian film ini sungguh dahsyat sebenarnya, hingga
muncul penggambaran dari Nara “..Bayangin Mol, bahkan mereka harus mengantri
untuk mengantri..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar