penghabisan
| nara indra | oktober 2012 | 14m59d
sinopsis
Sebuah
ruang gelap sempit, lampu bohlam temaram yang panas, seorang interogator,
sebuah barang bukti, seorang tersangka yang keras kepala, sebuah kasus yang
misterius, dan cerita-cerita yang tak dapat dipercaya.
kru
Ide
cerita : Danang Arif
Penulis
Naskah : Maulvi DM, Danistya K, Nara Indra
Produser
: Satwika Paramasatya
Penata
Seni : Lalik Lique
Perizinan
Lokasi : Agi Ekasaputro
Sinematografi
: Maulvi DM
Kamera
dua : Ajeng Sekar
Sutradara
: Nara Indra
Musik :
Danistya Kaloka
Editor
: Maulvi DM
pemain
Dimas
Junianto
Dwi
Rendy Brahmanu
Restian
Septiawan
Sekarsari
Indra Putri
DJ Erry
musik
"Desespere" - Danistya K
"Une du Deux" - Danistya K
"Wind of Fortune" - Danistya K
"Fight" - Danistya K
"La Mort" - Danistya K
"Sound of Ember" - Danistya K
"The Tea Party" - Danistya K
"The
Abyss of My Ache" - Danistya K & Dika Ananto
pencapaian
Finalis LA Light Indie Movie 2012
Film Terbaik
Sutradara Terbaik
Aktor Terbaik
Sinematografi Terbaik
Fiagramotion - Teknik UGM 2013
_________________________________________________________________________________
catatan produksi
PTSF
masih meneruskan gairah kompetisinya. Setelah pesta kemenangan Space, kemudian
muncul kompetisi LA Light Indiefest. Dengan gegabahnya, pada suatu malam di
warung manut nite, kami sepakat menantang kompetisi tersebut. Ide awalnya
adalah dari Danang, yang mengusulkan semacam anomali drama psikologi kriminal.
Dan langsung kami olah tema tersebut menjadi sebuah naskah dasar oleh Maulvi
DM. Danis kemudian mengedit beberapa bagian dari naskah tersebut, dan kemudian
Nara menyesuaikan naskah tersebut dengan visinya sebagai sutradara.
Persiapan
paling lama dari projek ini adalah naskahnya, karena naskah terus berpindah
dari satu kepala ke kepala lain, muncul ketidakpuasan di sini situ, dan
keraguan atas bagian-bagian tertentu. Di sisi lain, bagian kasting dan lokasi,
serta tata seni justru tidak mengalami halangan berarti.
Lalik
mengajak teman-teman dari Fiagra FT UGM untuk bermain. Muncul nama Sekarsari
Indra Putri,serta Restian dan Dimas, yang sebelumnya juga bermain dalam film
pendek Fiagra, [Not Super?]. Selain itu, Agi mengajak Dwi Rendy, temannya dari
Menwa UGM untuk ikut bergabung. Untuk pelengkap, Nara mengajak DJ Erry untuk
ikut bermain di sini. Pada akhirnya, mungkin inilah film pertama, di mana tak
satupun tim PTSF ambil bagian di layar pemain.
Lokasi
juga ditemukan oleh Agi, yang kemudian mengurus perizinan pada rt dan rw
setempat. Dan Lalik di departemen seni, lebih sering berkutat dengan eksperimen
untuk mencapai efek darah yang terbaik. Dan kami harus bilang, Lalik sangat
berhasil! Selain itu, menggunakan uang hasi kemenangan Space, kami berbelanja
barang properti, untuk pertama kalinya. Kami membeli mikropon, serta kostum
yang akan digunakan para pemain.
Nara
sendiri, sebagai sutradara, juga memberikan pendekatan yang unik kepada para
pemain. Dia memanfaatkan pengalaman Rendy yang anggota resimen mahasiswa UGM
untuk memperdalam karakternya sebagai seorang interogator thus, berusaha
mengeksplorasi full-metal-jacket effect. Di sisi lain, Nara memberikan jadwal
reading yang intensif bagi pemain lain, serta mengajak pemain melihat lokasi
syuting untuk memperoleh kesan film yang diinginkan. Para pemain, di lain
pihak, juga memberikan saran dan masukan secara aktif. Beberapa ide menarik
justru muncul dari para pemain. Untuk pertama kali juga, kami sempat melakukan
gladi koreografi untuk para pemain, karena jumlah adegan fisik yang cukup
intens dalam film ini.
[Spoiler Alert!] berfoto bersama kru dan pemain setelah pengambilan hari pertama. |
Dimulai sejak pra produksinya, Penghabisan bisa jadi adalah
sebuah langkah yang besar dalam sejarah PTSF. Lebih dari produksi2 sebelumnya,
setiap lini kru sangat serius mempersiapkan bagian2nya. Untuk pertama kalinya,
PTSF membuat surat izin untuk penggunaan lokasi yang dipegang oleh Agi.
Berkali2 Agi bermain ke ketua RT dan RW lokasi untuk persiapan tersebut. Dan
hasilnya luar biasa. Para ketua RT justru memberikan dukungan dalam produksi
kami. Mereka ikut mempersiapkan pengosongan jalan dengan pemasangan plang
dilarang masuk, dan pemberitahuan pada warga sekitar lokasi produksi. Hal ini
mungkin biasa saja, tapi buat PTSF yang sebelumnya mengenal teknik "Shot
and Run", ini adalah kemajuan luar biasa.
Pengambilan gambar pun berjalan cukup lancar, bahkan kami
sempat menarik perhatian warga sekitar yang berkerumun untuk menonton proses
pengambilan gambar film ini. Yang cukup menarik adalah dalam pengambilan gambar
yang berlangsung dua malam ini, juga hadir Dian EP, yang juga pernah bermain
dalam Bram The Stalker. Pengambilan malam kedua juga cukup berbeda, karena
adegan dalam ruangan ini ternyata dilakukan dalam suhu ruangan yang panas,
sehingga pengambilan gambar yang berlangsung dua jam ini cukup menyiksa, baik
bagi pemain maupun bagi kru.
Lalik berkutat dengan spesial efek. Berbeda dengan Space, semua spesial efek di Penghabisan adalah efek fisik, bukan digital. |
Bagian yang perlu dicatat dalam paska produksi adalah
pemisahan rekaman suara yang dilakukan pada produksi membuat editing tiga kali
menjadi lebih rumit. Pada masa editing, kembali muncul masalah yang dihadapi
sebelumnya pada Space, yaitu soal durasi. Dengan syarat maksimal durasi yang
sama-sama 15 menit, jika Space mencapai durasi 17m25d, maka Penghabisan jauh
lebih epik, yaitu 19m45d. Ini adalah misi yang hampir mustahil, untuk menghilangkan
5 menit dari sebuah film berdurasi 20 menit. Satu dari empat bagian harus
hilang. Akan tetapi, nyatanya hasil editing ini berhasil mencapai angka 14m59d
(menghilangkan 4 menit 14 detik) dan hasilnya jauh lebih bisa dinikmati
ketimbang Space versi 15 menit yang serasa disensor habis2an LSF.
Selain itu, di produksi ini pula kedua kalinya PTSF
menciptakan ilustrasi musik orisinal. Danis, yang memegang lini musik, sempat
beberapa kali bermain ke tempat editor, Maulvi, untuk mendiskusikan materi
musiknya, dan memperoleh nuansa yang cocok untuk film ini. Selain itu, Danis
juga mengajak Dika Ananto, yang sekarang adalah selebritis dunia maya dengan
tim Rookieboom-nya yang sering meng-cover lagu-lagu JKT48, untuk merekam lagu
tema untuk Penghabisan. Semalam suntuk, Danis, Dika, dan Maulvi menyelesaikan
rekaman yang dilakukan di kamar kos Dika. Dan hasilnya juga cukup memuaskan.
trivia
- Merupakan entry PTSF dalam kompetisi La Light Indie Movie 2012.
- Pengambilan gambar berlangsung dua malam.
- Pisau yang menjadi barang bukti adalah pisau yang sama yang digunakan oleh tim Trailblazer dalam Space.
- Pengambilan gambar indoor adalah sebuah penyiksaan lahir batin bagi para pemain dan kru karena lokasinya yang sempit, gelap, pengap, dan panas. Hampir setiap setengah jam para kru harus keluar untuk mendinginkan badan. Akan tetapi, hal ini memberikan mood yang sesuai kepada para pemain.
- Pengambilan hari kedua diakhiri dengan perayaan kejutan ulang tahun sekaligus kelulusan Lalik di lokasi kejadian, yang seketika disulap menjadi venue Rave Party.
- DJ Erry muncul sebagai kameo dalam film ini.
- Berbeda dengan produksi besar PTSF yang biasanya ditandai bencana besar, produksi kali ini ditandai 'bencana' yang berbeda, yaitu kemenangan Jokowi di Jakarta.
- Dian EP turut meramaikan seluruh sesi produksi.
- Kode judul selama produksi adalah 'Cing Cang Cong'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar