bram
the stalker | maulvi dm | april 2011 | 14m56d
sinopsis
Seorang
mahasiswa, merayapi kampus meratapi kehidupannya, menyelidik setiap sudut
kampus dengan mata digitalnya, dia menemukan seorang bidadari kampus, yang
selama ini dia nanti. Maka kemudian yang terjadi adalah penguntitan-penguntitan
tersembunyi dari gelora jiwa sang pemuda ini, serta bisikan-bisikan berbisa tak
bertanggung jawab yang kemudian akan makin dalam menghanyutkan sang pemuda
dalam pusaran yang tak pernah diharapkannya.
kru
Ide
cerita : Danistya Kaloka
Naskah
: Maulvi DM, Danistya Kaloka, Nara Indra
Produser
: Nara Indra
Kasting
: Danistya Kaloka
Sutradara
: Maulvi DM
Penata
seni : Lalik Lique
Sinematografi
: Maulvi DM
Musik :
Danistya Kaloka
Editor
: Maulvi DM
pemain
Danistya
Kaloka
Dian
Eka Permatasari
Borneo
Adi Nugraha
Pijar
Ramadhani
Ridho
Jun Prasetyo
Maulvi
DM
musik
"So
Beautiful" - Danistya Kaloka
"Flying
High" - Danistya Kaloka
serta
menggunakan tanpa pamit
"Di
Balik Hari Esok" - PW Gaskins
"On
The Subway" - Brian Reitzell & Roger Manning Jr.
pencapaian
Finalis
Kompetisi Film Commuval 2011, Komunikasi UGM
_________________________________________________________________________________
catatan
produksi
Kembali
pada momen kompetisi fiagramotion 2010. Tim berdiskusi di taman fisipol, di
antara kebingungan-kebingungan ide untuk film kompetisi ini. Dalam keputus
asaan, tiba-tiba sekelebat melintaslah seorang bunga kampus, yang kemudian
mencetuskan khayal bergelora dari tiap-tiap anggota untuk melakukan stalking
terhadap sang gadis. Namun demikian, karena dianggap terlalu 'wishful
thinking', maka demikianlah ide ini terbengkalai, hingga kemudian kami dimabuk
kemenangan Reverie di fiagramotion 2010 sebagai editing terbaik.
Pertengahan
Februari 2011 kembali muncul kompetisi, kali ini Commuval 2011, yang bertemakan
tentang kehidupan urban. Dari sinilah, kemudian ide stalking ini muncul
kembali, tentu saja masih dengan desirable object yang sama, sang bunga kampus.
Kabar gembira karena ternyata sang penata seni tercinta, Lalik adalah teman
baiknya sehingga kemudian menjadi nyatalah membawa kisah ini ke dalam bentuk
film.
Konsep
awalnya, stalking, ditambah dengan warna romantisme personal dari pemeran utama
pria, Danistya Kaloka, dan kemudian juga kami menambahkan konsep fad dan
hipster sebagai subkultur dominan yang akan menjadi penghalang terbesar bagi
Danis dalam mendapatkan sang gadis. Warna-warna inilah yang kemudian dipakai
untuk mengembangkan karakter 'Bram' yang menjadi judul film ini. Kebutuhan
besar terdapat kostum ini memutuskan kami untuk mengembangkan departemen seni
yang dipegang Lalik untuk memasukkan bagian perencanaan kostum, yang
selanjutnya akan terus menjadi kesadaran tugas tersendiri bagi departemen
tersebut. Di projek ini, bagian ini dipegang oleh Dika Ananto.
Dan
pada saat itu, Dika masih belum menyadari takdir besar yang akan dihadapinya
dalam dua belas ke depan.
Bram
The Stalker didesain sebagai bagian integral dari saga Reverie, sehingga
karakter-karakter dari Reverie banyak bermunculan di Bram The Stalker, termasuk
kemunculan lagi adegan-adegan yang paralel dengan adegan di Reverie, namun
melalui sudut pandang berbeda.
Penautan
kisah Bram The Stalker ke Reverie inilah yang kemudian membuat film ini
memperoleh beban dan tugas tidak mudah: di satu sisi, film ini harus bisa
menyampaikan ide sebagai sebuah film yang berdiri sendiri, di sisi lain, film
ini muncul sebagai referensi yang memperjelas sebab-akibat di Reverie, dan
harus bisa membuat penonton yang belum menonton Reverie dan sudah menontonnya
mengalami kepuasan yang sama. Inilah yang membuat proses pembuatan naskah Bram
The Stalker menjadi begitu konfliktual.
Dua orang ini belum menyadari kemana takdir akan membawa
mereka dalam 12 bulan ke depan.
Dika dan Danis sedang mencoba kostum di lokasi.
|
Lepas dari itu, semua berjalan normal, reading berjalan dengan sedikit malu-malu, survei berjalan lancar, dan sekali lagi, bencana selalu menghantui pada hari pertama produksi. Jika pada produksi Reverie lokasi pengambilan gambar diamuk debu vulkanik, maka di projek ini, gedung asli Fisipol UGM dihancurkan. Padahal di tempat inilah kebanyakan kita akan mengambil gambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar