25/01/12

Embrace Yourself



Haha, sebenarnya tidak ada hubungan antara judul dengan gambar di atas. Ini diambil dari 'secret feature'-nya Bung Danistya.

15/01/12

Road to The Sacred Card


Akhirnya, Sabtu lalu para pemain dan kru untuk projek The Sacred Card (TSC) mengadakan pertemuan untuk secara resmi memulai projek ini. Berjuang teman-teman! Semangat buat TSC!

TSC adalah sebuah mockumentary  yang sebelumnya pernah kami janjikan di rubrik Swarakampus KR (22/12/2011), yah tentangapa? Tentu saja dari judulnya kita bisa fahami ini tentang sebuah 'kartu yang disakralkan'. Kartu apakah itu? Silahkan tunggu saja tanggal mainnya.


Yang jelas, para pemain sangat antusias dengan projek ini. Thanks to our casting director, Drs. Danistya Kaloka yang berhasil menghubungi dan menemukan sekian banyak sukarelawan untuk projek ini. Bisa dibilang, projek ini dalam lebih dari setahun umur PTSF adalah yang terbesar baik dalam skala kuantitas dan kualitas. Terutama jumlah pemain dan kru yang terlibat. Terlihat di foto di atas Mas Danis sedang memimpin bedah naskah untuk projek ini. Terlihat juga beberapa pemain dan kru dari kiri ke kanan Tomi, Lalik, Agi, Iyo, Ilsa, Ugo, Dika, Dhiar (ketutupan kepala Dika), dan Why. Mereka ini adalah teman-teman sekampus yang sudah mau merelakan waktu dan tenaga mereka untuk terlibat dalam TSC. Terima kasih teman-teman : D. Mari kita tutup semester ini dengan bersenang-senang di akhir pekan bersama projek TSC!

06/01/12

New Year Special Giveaway


PTSF dengan bahagia memperdengarkan sebuah sambutan untuk 2012. Jika tema untuk 2011 kemarin adalah A Cinematic Odissey!, maka tema tahun ini adalah Move On, Get A Life!. Pemilihan tema ini bukanlah sembarang pilih tema.

Bagi sebagian orang, tahun 2012 adalah tahun yang ekstraordinaire karena santernya isu kiamat, tahun naga air, berakhirnya penanggalan maya, dsb. Tapi lebih dari itu, tahun ini merupakan tahun yang teramat krusial bagi PTSF. Sebagian besar dari kami akan mengalami yang namanya “kelulusan” dari strata sarjana, dan segera harus menentukan kemana kita harus melangkah. Pembicaraan Get A Life sendiri berasal dari sebuah quote yang ikonik di angkatan jurusan kami, yang berawal dari kegalauan teman-teman kami menyikapi transisi mengerikan antara dunia yang awalnya menjadi tempat belajar menjadi tempat bekerja. Maka, senada dengan kegelisahan masa muda ini, kami mengangkat tema Move On! sebagai semangat berkarya tahun ini, untuk menemukan sebuah kehidupan bagi PTSF.

Baru Januari kami sudah dihadapkan dengan realita bahwa membuat film tidak selamanya ranah yang penuh idealisme; dalam beberapa hal, poin-poin klise seperti funding menjadi sorotan baru. Kami pernah pontang-panting keliling kampus demi mengumpulkan koran-koran bekas agar bisa dijual untuk membiayai keikut sertaan kami dalam satu kompetisi film. Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa meskipun mengusung semangat idealisme yang anti-kapitalisme, tetap dana akan selalu menjadi satu poin yang meminta perhatian. Tentu saja, tidak hanya tentang ketersediaan kas atau tidak (haha, kami mulai memikirkannya dengan serius sekarang), tapi eksistensi PTSF dan koeksistensinya dengan berbagai molekul-molekul peradaban lainnya. Ini akan menjadi pertanyaan yang harus dijawab tahun ini. Tahun ini benar-benar menjadi tahun yang krusial bagi PTSF.


Maka, untuk merayakan tahun 2012 ini, PTSF menghadirkan sebuah special giveaway bagi para penikmat karya PTSF, yaitu DVD eksklusif kompilasi karya pendek PTSF yang berisi PERSIMPANGAN (yang belum dirilis secara luas), DYING DUCKS the series Eps. #01, dan PSYCHIC GIRL: THE CONCLUSION, yang berisi ending dari film tersebut yang belum disebar-luaskan dimanapun).  Udah tau kan sekarang, spesialnya kompilasi ini? Tetap ikuti blog ini untuk mendapatkan tiga giveaway ini secara cuma-cuma.


Tawakal. Istiqomah, & Bismillah

Pak Haji, akan segera membuka jati dirinya yang sebenarnya dalam The Sacred Card!

Awal tahun ini adalah awal yang sangat sibuk dan padat bagi PTSF. Di satu sisi, masing-masing anggota disibukkan dengan kesibukan khas dunia akademik pada awal tahun, yaitu ujian akhir semester. Beberapa lainnya, sibuk mempersiapkan kelulusan mereka pada Februari mendatang, terutama saudara Nara Indra yang akan menjalankan pendadaran pada minggu depan ini.

Akan tetapi kesibukan di PTSF sendiri terasa lebih kentara. Hal ini disebabkan karena banyaknya projek yang kami persiapkan dalam satu dua bulan ke depan ini. Persiapan yang paling besar terutama adalah projek THE SACRED CARD (TSC) yang akan mulai produksi pada 21 Januari mendatang. Besar, secara tenaga dan pihak yang berpartisipasi. Bisa dibilang, projek ini melibatkan jumlah pemain yang lebih besar dari semua projek PTSF yang pernah lewat. Selama seminggu belakangan, sesi casting yang diudarakan Danis sibuk mencari bakat-bakat muda (haha) untuk menjadi pemeran di projek ini. Departemen naskah pun mengalami kesibukan sendiri-sendiri. Tadi jum'at siang, tim naskah berkumpul di Perpus Fisipol untuk membahas fiksasi naskah (mohon maaf bagi teman2 yang tadi terganggu dengan derau diskusi kami hoho).

Selain itu masih ada kegiatan lain yaitu rencana berpartisipasi dalam kompetisi film Tactic yang diadakan univ. Petra SBY. Rencananya, kami ingin mengajukan dua film, tetapi ternyata yang sejauh ini sesuai dengan ketentuan kompetisi tersebut baru The Dancing Spirits (TDS), itupun rencananya kami harus buat versi kompetisinya yang lebih extended. Jadi, setidaknya, projek replenishing TDS, termasuk merekam lagi beberapa adegan dan tentu mengedit lagi akan menambah kesibukan di bulan ini. Selain TDS, pengennya PTSF membuat satu feature pendek untuk diikutsertakan juga, akan tetapi masih dalam tahap hesitating, karena faktor kesibukan tadi itu.

Inipun masih ditambah dengan kemunculan ide-ide liar teman-teman PTSF yang selalu tiba-tiba mengubah arah pembicaraan. Selagi tadi siang kita membahas mengenai konsep film pendek yang akan dibuat untuk menemani TDS di kompetisi tersebut, tiba-tiba salah satu anggota PTSF nyeletuk 'Eh, aku bulan ini pindah kos lhoo.. Imajinasi kami langsung liar, dan tiba-tiba saja kami semua sepakat untuk memanfaatkan momen pindah kos itu sebagai peluang untuk membuat film pendek. Pembicaraan yang awalnya selalu bercanda, pada akhir pertemuan menjadi serius. Projek itu sepakat dikerjakan. Itu proyek gilak.

Akhirnya, beberapa projek yang sudah kami rencanakan sebelumnya, rasanya harus mengantre beberapa saat lagi, karena kepadatan gila-gilaan bulan ini, termasuk sekuel Dying Ducks. Jadi, bagi anda yang sudah menonton Eps. #01, maka bersabarlah untuk menanti Eps. #02, meskipun persiapan pra-produksinya sebenarnya sudah selesai, dan tinggal produksi saja. Selain itu, untuk satu projek tokusatsu yang sebenarnya sudah kita janjikan seperti yang tercetak di KR tempo hari juga akan sedikit telat.

Tapi yang penting adalah seperti yang dijelaskan tadi, bahwa para pengampu projek ini juga memiliki kesibukan lain yang harus dihormati. Lalik yang memegang TSC dengan UTS-nya, Nara Indra yang memegang TDS akan menghadapi pendadaran. Sekali lagi, PENDADARAN! Dalam bulan yang sibuk ini, beliau akan menghadapi satu bagian paling penting dalam proses transisi kehidupan seorang manusia! Mari kita dukung bersama melalui doa dan semangat untuk lelaki satu ini.

Meskipun nampaknya bulan ini akan menjadi bulan yang amat-amat padat, tapi yang jelas projek-projek ini semuanya menyenangkan. Hanya saja, berdoa pada Tuhan yang maha esa tidak boleh dilupakan, untuk menjaga agar kita semua tetap tawakal dan istiqomah di jalan ini. Selain itu, projek-projek ini kami bayangkan sebagai anak-anak kami. Jadi, banyak anak banyak rejeki. Selamat datang Januari! Selamat datang kesibukan! :D

04/01/12

DYING DUCKS # 01


dying ducks #1 | maulvi dm | Desember 2011 | 1m40d


sinopsis

"Anda datang, bebek mati".

Seabsurd kalimat ini, seabsurd apalagi video yang anda harapkan ini? 'Dying Ducks' (DD) adalah sebuah ode untuk ingatan-ingatan yang tak mau mati dari kepala mereka. DD adalah dendam, durjana, distraksi, disorder, dan derita.


kru

Ide cerita : Danang Arif
Produser : Nara Indra
Sutradara : Maulvi DM
Penata Seni : Lalik Lique
Editor : Maulvi DM


pemain

Dika Ananto
Satwika Paramasatya
Dhiar Nugraha
Yohannes Oktama Ardito
Fitrianto Nugroho
Maulvi DM
Agi Ekasaputro
Nara Indra


lagu

menggunakan tanpa pamit

" Non, Je Ne Regrette Rien "- Edith Piaf

_________________________________________________________________________________


catatan produksi

Awalnya adalah sebuah malam nongkrong-nongkrong di kos Nara yang waktu itu begitu ramai, karena Danis juga ngekos di sebelah kamarnya. Nongkrong bersama Nara, Danis, hadir pula Danang, Agi, dan Maulvi. Dalam kesempatan itulah, kemudian Danang tiba-tiba mencetuskan ide untuk membuat sebuah video serial yang absurd, seabsurd absurdnya. Kemudian ide digali-digali, dan kemudian tercetus kalimat "anda datang bebek mati" sebuah pembuka absurd sebagai tribut sadis untuk dunia perkuliahan HI. Konsep inilah, dipadu dengan legenda Shiro di antara anak2 HI, memunculkan sebuah konsep video yang sadis. Sadis? Tonton dulu videonya.

Seminggu kemudian, pada penghujung Desember 2011, Nara menghubungi beberapa target dengan sms misterius yang mengundang mereka untuk bertemu di depan rektorat, pada sebuah hari Jum'at pagi. Ya, para pemain datang ke TKP tanpa mengetahui mereka akan melakukan syuting, dan tanpa mengetahui skrip macam apa yang akan mereka hadapi.

Tapi yah, lagi-lagi, video ini terlalu absurd untuk diskripkan. Oh iya, satu lagi, jadi foto "postcard from the rectorate" ini adalah piknik penutup sehabis ambil gambar ini.


trivia
  • Feature PTSF dengan jumlah pemeran terbanyak sepanjang produksi PTSF.
  • Hampir seperti Reverie (meta version), DD juga menampilkan referensi mengenai sutradara favorit sutradaranya.
  • Pengambilan gambar mengalami pengulangan hingga 15 kali, jumlah pengulangan take terbanyak dalam produksi PTSF. Menjadi absurd ketika film ini juga merupakan karya terpendek.


Piknik Eksklusif di Rektorat


Ini adalah di balik layarnya 'Dying Ducks the series #1'. Apakah itu? Tunggu saja kelanjutannya, hohoho.

PERSIMPANGAN


persimpangan | nara indra | desember 2011 | 13m15d


sinopsis 

Sang pemuda, akhirnya memutuskan pulang. Perjalanan pulang Yogyakarta-Kutoarjo yang semestinya tidak lebih dari satu jam, terasa bagai selamanya. Ada sesuatu yang tertinggal? Atau sesuatu yang menahan? Sang pemuda harus menemukan jawabannya ketika kereta itu tiba di Kutoarjo.


kru

Naskah : Nara Indra
Sinematografi : Maulvi DM
Sutradara : Nara Indra
Editing : Maulvi DM


pemain

Danang Arif
Malikha Fitria

Kameo Jalan-jalan :
Dika Ananto
Agi Ekasaputro
Ajeng Sekar


penghargaan

~Nominasi Best Sinematografer~ Bemikom Short Film Festival, UIN SUKA 2012

_________________________________________________________________________________


catatan produksi

Jika pada awalnya, mesin penggerak PTSF dalam produksi adalah kompetisi, kompetisi, dan kompetisi, maka ini mungkin kali pertama produksi yang lebih cenderung personal dan idealis. Persimpangan hanya muncul sebagai ide dari benak Nara Indra pada awalnya, untuk mengeksplorasi konsep road film, serta menjadi semacam 'terusan suez' untuk curhat pribadinya, yang entah siapa yang tahu. Yah, produksi film ini pun diplot pada puncak liburan tahunan, bulan Juli, sebagai titik musim kemarau terkering. Maka, produksi ini kemudian dirancang sebagai libur jalan-jalan sekalian penyegaran untuk kru-kru PTSF yang sehabis diamuk stres kuliah dan skripsi.

Pengambilan hari pertama masih serius dan tertata rapi. Belum terbayang di benak mereka, esoknya
kata 'syuting' hampir tidak ada di benak mereka selama perjalanan.
Konsepnya sederhana, seorang pemuda pulang kampung. Akan tetapi banyak sekali atribut-atribut dan metafora yang dikembangkan dalam produksi ini. Bisa dibilang, inilah produksi (besar) pertama yang tidak pakai ribut-ribut dalam pengembangan naskah dan persiapan syuting. 

Karena sifatnya yang santai, hampir semua kru memandang produksi film ini bukan sebagai produksi, akan tetapi lebih sebagai jalan-jalan. Bahkan, pada hari-H keberangkatan ke Kutoarjo, sang sutradara hampir tertinggal kereta karena masih harus mengajak seorang teman yang ingin ikut jalan-jalan sekalian memainkan peran dalam film ini juga, sehingga praktis beberapa adegan yang dibuat di dalam stasiun murni adalah improvisasi sinematografer (Maulvi) dan aktor (Danang) sendiri, dengan motivasi yang juga bukan untuk membuat film, tetapi lebih sebagai 'tidak ada kerjaan sembari menunggu sutradara datang'.

Sang sutradara, Nara, nampak santai menjelaskan naskah pada Danang. Dia belum tahu
dalam setengah jam ke depan dia harus berlari tunggang langgang mengejar Prameks yang hampir berangkat.

Bisa dibilang, kecuali pengambilan adegan metafora sehari sebelumnya (yang menjadi penerjemah terkuat dari film ini), film ini dibuat dengan becandaan dan main-main. Selepas sampai di stasiun Kutoarjo sekalipun, adegan yang anda lihat sebagai adegan menunggu, sejatinya adalah sisa-sisa produksi yang menggambarkan para pemain dan kru sedang beristirahat, berseliweran, dan tidak harus ngapain.

Mereka bertiga tidak tahu, takdir apa yang akan menunggu mereka setahun ke depan.

Sang editor sendiri, pada awalnya, melihat hasil rekaman yang sedemikian adanya, sempat hilang selera untuk mengedit, untuk kemudian mengikuti KKN selama dua bulan. Niat mengedit sendiri baru muncul sekitar bulan November, setelah ada rencana untuk mengadakan pemutaran karya PTSF di kampus. Berburu dengan waktu, akhirnya terkejar juga tenggat 'editing mandiri'.

Sang sutradara Nara, dan sang sinematografer, Maulvi, mungkin hanya bermain-main ketika merekam film ini jauh ke Kutoarjo, tanpa sadar, apa yang akan mereka hadapi setahun kemudian.
  

trivia

  • Adalah bagian terakhir dari 'Trilogi Warna Sekunder' sekaligus bagian pertama dari 'Happy-Go-Filming' project.
  • Bagian pertama Happy-Go-Filming project yang membutuhkan waktu dua hari untuk sekaligus pra-produksi dan produksi.
  • Meskipun pengambilan pra-produksi dan produksinya hanya berlangsung dua hari, namun ternyata proses paska produksinya justru menghabiskan hingga lima bulan.
  • Film ini mengalami premier screening dalam pemutaran spesial 2011! A Cinematic Odissey yang diadakan sebagai kegiatan tutup tahun Pull The String Film.
  • Film ini adalah salah satu film PTSF yang paling melimpah dengan kameo.
  • Film ini berkali-kali diundur perilisannya. Pada awalnya, PTSF optimis film ini rilis sebelum libur musim panas, pada bulan Juli. Lalu kemudian setelah terputus masa KKN, film ini lagi-lagi direncanakan rilis 11 Oktober (11/11/11), namun pada akhirnya setelah penantian panjang, film ini benar-benar dirilis perdana pada 19 Desember 2011, ketika Dies Natalies UGM.