30/03/11

Masa Reses

Bisa dibilang, saat ini adalah era reses berkepanjangan dari PTS (Pull The String, bukan pria tuna susila apalagi pria tuna selera). Disebut reses karena, semenjak rapat evaluasi produksi Bram the Stalker, teman-teman PTS satu-persatu mencurhatkan jadwalnya setelah ini. Kesibukan demi kesibukan menghantui langkah rencana kegiatan PTS kedepannya. Tentu saja, yang paling utama adalah skripsi. Akan tetapi, kegiatan kuliah secara umum juga menyita waktu kami. Hal ini nampak lumayan terasa pada produksi BTS (Bram the Stalker, bukan Bram Tuna Susila apalagi Bram Tuna Selera), penyusunan jadwal jadi salah satu faktor paling sensitif. Bukan mau menyalahkan jadwal sih..


Akan tetapi, sudah ada rencana untuk menghentikan masa reses itu, tapi masih sekitar dua minggu lagi. Maka, masa reses akan terus berlanjut. Hidup memang perlu prioritas.

23/03/11

REVERIE


reverie | maulvi dm | november 2010 | 10m36d


sinopsis

Seorang perempuan melaju sibuk di sebuah pedestrian berdebu. Matanya melirik pada sebuah tulisan yang tertulis di tiang listrik. Tulisan ini pulalah yang akan menautkan nasibnya dengan takdir dan keimanan seorang pemuda lugu yang sibuk dengan pikiran-pikirannya yang saling berperang satu sama lainnya. Tentang apakah Reverie ini? Tentang norma masyarakat, kata hati, patriotisme, fundamentalisme, masa lalu, keluarga, gairah, dan kebingungan-kebingungan masa muda yang tertampil dalam sebuah mimpi di siang bolong.


kru

Naskah : Maulvi DM, Nara Indra, Danistya K
Produser : Nara Indra
Kasting : Danistya K
Penata Seni : Lalik Lique
Sutradara : Maulvi DM
Sinematografi : Fitrianto Nugroho
Seksi sibuk : Borneo Adi
Editor : Maulvi DM
Musik Latar : Maulvi DM


pemain

Ridho Jun Prasetyo
Pijar Ramadhani
Danistya Kaloka
Brillian Permana
Borneo Adi
Maulvi DM



musik


"Run Ridho Run" - Maulvi / Budiman
"Ibu Anak" - Maulvi / Budiman
"Mengheningkan Cipta" - WR Supratman / Budiman
"Jangan Kentut" - Maulvi / Budiman

serta menggunakan tanpa pamit

" Vakansi " - Nona Sari & Tuan Riki / White Shoes & Couples Co.


penghargaan

~Best Editing~ Fiagramotion 2010
~Best Poster Design~ Fiagramotion 2010

_________________________________________________________________________________


catatan produksi

Reverie, adalah proyek pertama dari PTSF, dengan motivasi dasar untuk mengikuti sebuah kompetisi film pendek mahasiswa bergengsi di UGM, Fiagramotion 2010. Tergiur uang dan kemuliaan, dengan lantang para pemuda ini segera mencari ide dasar mengenai tema kompetisi, yaitu 'teknologi bukan hama sosial'.

Bukanlah sebuah kebetulan ketika momen pencanangan tekad itu menjadi tonggak pertama berdirinya sebuah klub film amatir tanpa nama di HI UGM, dan bukan kebetulan pula tanggal yang terpilih sebagai bulan lahirnya adalah Oktober 2010. Tanggal pastinya tidak begitu jelas, tapi kemungkinan besar adalah hari Rabu tanggal 20, di Taman Fisipol UGM ketika naskah fisik pertama Reverie lahir dan memulai perdebatan para personil.

Pada hari yang ditakdirkan itu pula, Gunung Merapi dinaikkan statusnya dari Normal menjadi Waspada. Tapi nampaknya hari itu tak ada di antara mereka yang mewaspadai hal itu.

Seminggu dua minggu pertama dihabiskan untuk pembuatan cerita yang terburu-buru, me-rehearsal pemain, dan dilanjutkan dengan kehidupan mahasiswa yang normal. Survei lokasi diadakan pada tanggal 26 Oktober ke arah Nanggulan, Kulonprogo. Dalam perjalanan pulang, sekitar pukul satu, sembari beristirahat di warung mie ayam, keringat dingin mengalir dari pipi para kru: di layar tivi tergambar Gunung Merapi telah melakukan erupsi pertamanya. Dan Mbah Maridjan menghilang.

suasana rehearsal

Akan tetapi Jogja tetap cerah, kampus tetap ramai, dan pengambilan hari pertama dilakukan di kampus. Semua berjalan baik. Malamnya dilakukan reading untuk adegan pedestrian. Hari Jum'at, tanggal 29 pengambilan gambar di kos-kosan Borneo. Setelah sholat Jum'at muncul berita baru, Mbah Maridjan ditemukan, bersujud, terbakar dalam erupsi. Masih belum mendapat petunjuk, jadwal pengambilan gambar berturut tanggal 30 dan 31 Oktober keesokan harinya tidak berubah.

Baru malamnya horor terjadi. Dentum demi dentum menghajar telinga semua orang Jogja yang tertidur. Tapi kejutan baru muncul keesokannya karena ternyata pada hari pengambilan gambar di pedestrian, ruang terbuka, justru sekujur Jogja dilumuri abu vulkanik tebal berwarna putih. Semua survei, perhitungan warna, hilang dalam sekejap. Tapi, medan ini justru menjadi perjuangan keras.

Sepanjang hari, pengambilan gambar dilakukan. Pertama adegan di TransJogja, karena dari survei, pukul 9 adalah waktu paling sepi bagi bis TransJogja, jurusan Jombor-CondongCatur. Merekam adegan dari dalam bis serasa menyaksikan Jogja diserbu badai salju. Selesai adegan bis, dilanjutkan adegan pedestrian. Aktris Iris dan aktor Ridho berjumpalitan bergumul dengan lantai pedestrian Mangkubumi yang penuh debu. Selesai dhuhur, dalam kemendungan asap Merapi yang menutupi Jogja dan bulir abu vulkanik yang terus turun, lokasi berlanjut ke Pasar Klithikan, ke kounter HP teman dari teman kami, Acip.

Keesokannya, Minggu, kita beralih ke rumah saudara Danis di Nanggulan. Meski beragama Kristen, uniknya kami menggunakan rumahnya sebagai setting 'musolla pesantren' untuk adegan ceramah Pak Haji yang dimainkan Fitrianto Nugroho.

suasana pengambilan di Nanggulan

Tentu semua datang dengan menggunakan masker, karena meski tidak sampai ke Nanggulan, abu vulkanik tetap menghantui sepanjang perjalanan. Di lokasi ini pula masa lalu Herman, tokoh utama kita juga digambarkan.

Dan pada saat yang bersamaan, seorang Agi Ekasaputro sedang sibuk menerobos jalan menuju dusun-dusun paling ujung di lereng Merapi, bersama satuan Menwa-nya. Dia belum tahu takdir apa yang akan menunggunya nanti.


BRAM THE STALKER


bram the stalker | maulvi dm | april 2011 | 14m56d


sinopsis

Seorang mahasiswa, merayapi kampus meratapi kehidupannya, menyelidik setiap sudut kampus dengan mata digitalnya, dia menemukan seorang bidadari kampus, yang selama ini dia nanti. Maka kemudian yang terjadi adalah penguntitan-penguntitan tersembunyi dari gelora jiwa sang pemuda ini, serta bisikan-bisikan berbisa tak bertanggung jawab yang kemudian akan makin dalam menghanyutkan sang pemuda dalam pusaran yang tak pernah diharapkannya.


kru

Ide cerita : Danistya Kaloka
Naskah : Maulvi DM, Danistya Kaloka, Nara Indra
Produser : Nara Indra
Kasting : Danistya Kaloka
Sutradara : Maulvi DM
Penata seni : Lalik Lique
Sinematografi : Maulvi DM
Musik : Danistya Kaloka
Editor : Maulvi DM


pemain

Danistya Kaloka
Dian Eka Permatasari
Borneo Adi Nugraha
Pijar Ramadhani
Ridho Jun Prasetyo
Maulvi DM



musik


"So Beautiful" - Danistya Kaloka
"Flying High" - Danistya Kaloka

serta menggunakan tanpa pamit

"Di Balik Hari Esok" - PW Gaskins
"On The Subway" - Brian Reitzell & Roger Manning Jr.


pencapaian

Finalis Kompetisi Film Commuval 2011, Komunikasi UGM

_________________________________________________________________________________


catatan produksi

Kembali pada momen kompetisi fiagramotion 2010. Tim berdiskusi di taman fisipol, di antara kebingungan-kebingungan ide untuk film kompetisi ini. Dalam keputus asaan, tiba-tiba sekelebat melintaslah seorang bunga kampus, yang kemudian mencetuskan khayal bergelora dari tiap-tiap anggota untuk melakukan stalking terhadap sang gadis. Namun demikian, karena dianggap terlalu 'wishful thinking', maka demikianlah ide ini terbengkalai, hingga kemudian kami dimabuk kemenangan Reverie di fiagramotion 2010 sebagai editing terbaik.

Pertengahan Februari 2011 kembali muncul kompetisi, kali ini Commuval 2011, yang bertemakan tentang kehidupan urban. Dari sinilah, kemudian ide stalking ini muncul kembali, tentu saja masih dengan desirable object yang sama, sang bunga kampus. Kabar gembira karena ternyata sang penata seni tercinta, Lalik adalah teman baiknya sehingga kemudian menjadi nyatalah membawa kisah ini ke dalam bentuk film.

Konsep awalnya, stalking, ditambah dengan warna romantisme personal dari pemeran utama pria, Danistya Kaloka, dan kemudian juga kami menambahkan konsep fad dan hipster sebagai subkultur dominan yang akan menjadi penghalang terbesar bagi Danis dalam mendapatkan sang gadis. Warna-warna inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan karakter 'Bram' yang menjadi judul film ini. Kebutuhan besar terdapat kostum ini memutuskan kami untuk mengembangkan departemen seni yang dipegang Lalik untuk memasukkan bagian perencanaan kostum, yang selanjutnya akan terus menjadi kesadaran tugas tersendiri bagi departemen tersebut. Di projek ini, bagian ini dipegang oleh Dika Ananto.

Dan pada saat itu, Dika masih belum menyadari takdir besar yang akan dihadapinya dalam dua belas ke depan.

Bram The Stalker didesain sebagai bagian integral dari saga Reverie, sehingga karakter-karakter dari Reverie banyak bermunculan di Bram The Stalker, termasuk kemunculan lagi adegan-adegan yang paralel dengan adegan di Reverie, namun melalui sudut pandang berbeda.

Penautan kisah Bram The Stalker ke Reverie inilah yang kemudian membuat film ini memperoleh beban dan tugas tidak mudah: di satu sisi, film ini harus bisa menyampaikan ide sebagai sebuah film yang berdiri sendiri, di sisi lain, film ini muncul sebagai referensi yang memperjelas sebab-akibat di Reverie, dan harus bisa membuat penonton yang belum menonton Reverie dan sudah menontonnya mengalami kepuasan yang sama. Inilah yang membuat proses pembuatan naskah Bram The Stalker menjadi begitu konfliktual.

Dua orang ini belum menyadari kemana takdir akan membawa mereka dalam 12 bulan ke depan.
Dika dan Danis sedang mencoba kostum di lokasi.

Lepas dari itu, semua berjalan normal, reading berjalan dengan sedikit malu-malu, survei berjalan lancar, dan sekali lagi, bencana selalu menghantui pada hari pertama produksi. Jika pada produksi Reverie lokasi pengambilan gambar diamuk debu vulkanik, maka di projek ini, gedung asli Fisipol UGM dihancurkan. Padahal di tempat inilah kebanyakan kita akan mengambil gambar.